Andaikan Ibu kita telah pergi..... ( selamat hari ibu, 22 desember 2013 )
Ma,
Aku mau mulai dengan kata : maaf. Akan ada banyak kata maaf di sini dan semoga kau tidak bosan mendengarnya. Mungkin sedikit muak karena maaf kadang tidak diikuti dengan realita. Kadang hanya terucap lalu dari mulut, untuk kemudian dilupakan. Lalu, untuk diulangi lagi besoknya. Begitu seterusnya.
Tapi, mungkin untuk meresapi memang harus dilakukan berulang kali. Jadi, maaf karena selalu merepotkan. Maaf, karena aku bukan anak yang baik. Maaf, aku tidak bisa memenuhi harapanmu. Maaf, belum bisa membahagiakanmu dan memberikanmu yang terbaik.
Tapi, aku berjanji untuk tidak menyusahkanmu atau membuatmu cemas dengan segala masalah bodoh yang kuhadapi. Aku mungkin jarang bertukar kata atau tawa canda denganmu, tapi aku tak perlu membagi tangisku. Jadi, aku akan bilang padamu kalau aku baik-baik saja. Dan akan selalu begitu. Biar kau tenang di masa tuamu.
Ma,
Maaf, aku selalu memilih jalan yang tersulit dalam hidupku. Kemanjaanku padamu belum lagi pudar, tapi aku memutuskan untuk menempuh jalan yang sama sekali tak kau bayangkan. Tapi, aku sama sekali tidak pernah menyia-nyiakan apa yang telah kauberikan padaku. Sama sekali tidak!
Namun, begitu banyak jalan dan aku telah memilih satu di antaranya. Satu yang tidak kau setujui. Satu yang kuyakini. Sekalipun dalam kasat mata, aku tidak menghasilkan apapun, kau harus yakin ada banyak hal yang kucapai dalam diri ini. Keyakinan. Dan aku telah berkata pada Tuhan, bahwa kau tidak punya andil apapun dalam keputusanku. Aku berdoa agar Dia tahu, dan aku yakin Dia tahu, bahwa apapun yang kulakukan, kau akan selalu mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amiin
Ma,
Aku hanya akan membisikkannya dalam hati karena kau bukan orang yang tahan mendengar kata-kata seperti ini. Aku sayang Mama.
Ma, maafkan anakmu ini yang selalu membuat mama sedih, bahkan menangis karen tingkat laku saya, yg tdk pantas utk dikuti,sekali lagi minta maaf maa..
Ibu taukah engkau hari-hari ku begitu terasa sunyi dan sepi, sering ku hibur hatiku yang sepi ini, namun seringkali pilu itu datang. Ibu...apa kabarmu disana, sudah lama kita tak jumpa dan tak bertegur sapa layaknya anak dan orang tua, ibu...aku merindukanmu, rindu dirimu yang dulu yang selalu ada saat tubuh ini butuh sebuah pundak untuk sejenak bersandar.
Ibu hari ini terlintas semua kenanganku bersamamu selama 20 tahun berlalu, namun banyak hal yang aku sadari selama ini aku belum bisa memberikan hal yang berarti untuk dirimu, bahkan aku belum bisa memberikan apa yang kau inginkan dariku, ibu...maafkan aku, namun sampai detik ini aku masih berjuang untuk semua hal yang menjadi mimpi kita selama ini.
Ibu...perlahan aku bisa berdiri tegar seperti yang kau ajarkan dan inginkan dariku namun hati ini tetap rapuh jika aku ingat segala tentangmu, ibu...maafkan aku yang belum bisa memberikan apa yang engkau inginkan, maafkan anakmu ibu yang kadang lupa menanyakan kabarmu atau bahkan bertegur sapa denganmu, maafkan aku ibu jikalau aku belum bisa kembali ke pelukan dan buaianmu, kaki ini masih terus melangkah mencari dan mengejar apa yang kita harapkan.
Ibu...maafkan aku jika aku membuatmu menunggu terlalu lama untuk bersama menikmati kebahagian yang telah lama kita nanti, ibu akan aku pastikan aku akan kembali kepelukanmu, kembali bersamamu, kembali berada disisimu dan melihatmu senyum manismu. Ibu...aku tau walaupun tanpa ku minta doamu selalu mengalir untukku.
Ibu..lewat surat kecil yang aku tuliskan untukmu ini, aku ingin mengucapkan terima kasih banyak ibu, terima kasih atas cinta setulus hati yang kau berikan untukku, terima kasih atas kasih sayang yang selembut hatimu padaku, terima kasih atas segala pengorbanan dan kesabaranmu dalam menghadapiku, ucapan terima kasih bahkan semua harta yang ku miliki sekalipun mungkin tak mampu membayar semua pengorbananku, namun aku tau ibu...bukan itu yang kau harapkan, aku tau kau tak mengharapkan aku untuk membalas semua itu, cukup melihatku tersenyum bahagia dan menjadi pribadi yang jauh baik lagi, itulah yang membuatmu bahagia dan yang akan membuatmu tersenyum manis kepadaku.
Ibu semoga dengan seuntai kata yang aku tuliskan untukmu sedikitnya dapat mengurangi rasa rindumu terhadapku. Ibu...peluk ciumku untukmu.
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, seorang datang kepada Rasulullah SAW meminta idzin untuk pergi berjihad. Rasulullah SAW lalu bertanya kepadanya: "Apakah orang tuamu masih hidup?" Ia menjawab: "Ya". Rasulullah SAW kemudian berkata: Lakukanlah jihad -dengan berbuat baik- kepada keduanya".
Ijma ulama menetapkan bahwasanya berbuat baik dan mentaati orang tau merupakan sebuah kewajiban. Ibnu Hazm mengatakan: "Mentaati orang tua merupakan suatu fardhu (kewajiban bagi tiap-tiap individu)" lalu ia mengutip firman Allah SWT:
" Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. 17:23)
Dalam ayat ini Allah SWT menempatkan perintah berbuat baik kepada orang tua setelah perintah untuk mentauhidkan-Nya. Hal ini merupakan petunjuk dari Allah SWT akan pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua, memuliakan keduanya dan tidak mengatakan perkataan yang tidak layak kepada keduanya, walau sekedar dengan perkataan kecil seperti "uh".
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, para ulama telah menjelaskan beberapa hal berikut:
1. Seorang muslim harus menempatkan kesenangan atau kebahagian orang tua di atas kesenangan yang lainnya, termasuk dirinya, istri dan anak-anaknya.
2. Seorang muslim harus mematuhi apa yang diperintahkan atau dilarang oleh orang tuanya, baik ia suka atau tidak suka dengan hal tersebut, selama perintah itu tidak untuk bermaksyiat kepada Allah SWT.
3. Seorang mulim harus berusaha memenuhi keperluan yang menurutnya diinginkan atau dibutuhkan oleh orangtuanya, baik ketika mereka memintanya atau tidak. Ia harus memberikannya dengan kebaikan dan kasih sayang, memaklumi kekurangan dan kelemahan keduanya sebagai wujud bakti dan balas budi yang memang sepantasnya diterima oleh keduanya.
Setiap kita harus menyadari bahwasanya kecintaan Allah SWT akan dapat diraih manakala orang tua kita mencintai kita. Dan kemungkaran Allah akan datang manakala orang tua kita murka terhadap kita. Rasulullah SAW bersabda:
"Dari Abdullah bin Amru bahwasanya Raulullah SAW telah bersabda: Ridho Allah pada Ridho orang tua dan kemurkaan Allah ada pada murkanya orang tua". (HR. Turmudzi)
Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)
Empat kali Rasulullah SAW ditanya secara berurutan oleh seorang sahabat tentang orang yang harus diperlakukan paling baik, dan ternyata keseluruhan jawabannya hanya dua orang, yaitu ibu dan bapak atau orang tua kita. Demikianlah Rasulullah SAW menjelaskan tentang kedudukan dan kemuliaan orang tua di hadapan anak-anaknya. Ini sekaligus sebagai penghargaan yang memang layak diterima oleh keduanya atas jerih payah, kasih sayang yang telah mereka berikan kepada anak-anaknya.
Sebagai sebuah ilustrasi, jika seseorang datang kepada kita dan menawarkan makan siang gratis, bagaimana sikap kita terhadap orang tersebut? Tidak diragukan kita pasti akan menampakkan senyum bahagia, bersikap baik dengannya dan akan mengenang kebaikannya di dalam hati kita. Lalu kenapa orang tua yang telah puluhan tahun mengasuh, menyediakan berbagai keperluan kita, merawat dan memeberikan cinta dan kasih sayangnya tidak mendapatkan perlakuan yang baik?
Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim)
Seorang sahabat
bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan
dan persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian
ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat
kepadamu.” (Mutafaq’alaih).
Dengan penuh cinta,
Anakmu ( pengurus KAMMI KOMSAT banjarbaru )
1 komentar:
saya terharu membaca postingan ini....
Posting Komentar