Pemikiran
Politik Hasan Al-Banna: Lima Babak Kebangkitan Umat
1. Kelemahan (adh-dho fu).
Faktor utama kelemahan adalah terjadinya
kesewenang-wenangan rezim kekuasaan yang tiranik. Kekuasaan inilah yang
memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan memberangus
potensi-potensi kebaikannya dengan dalih kepentingan kekuasaan.
"Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan
menjadikan penduduknya berpecah-belah, dengan menindas segolongan dari mereka,
membunuh anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.
Sesungguhnya Firaun termasuk orang yang membuat kerusakan." (QS. 28:4)
Itulah sebabnya tujuan pertama transisi politik menurut Al-Banna adalah
membebaskan umat dari belenggu penindasan dalam kehidupan politik.
2. Kepemimpinan (az-zuaamah).
Sejarah perubahan menunjukkan bahwa upaya bangkit kembali
dari kehancuran membutuhkan seorang pemimpin yang kuat. Kepemimpinan ini mesti
muncul pada dua wilayah, yaitu pemimpin di tengah-tengah masyarakat (az-zuaamah
ad-da wiyah) yang menyeru kepada kebaikan dan pemimpin pemerintahan (az-zuaamah
as-siyasiyah) yang sejatinya muncul atau menjadi bagian dari mata rantai
barisan penyeru kebaikan itu. "Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi(QS. 24:55). Ini artinya
kekuatan-kekuatan Islam mesti mempersiapkan diri secara sistematis, sehingga
masa transisi politik menjadi kesempatan untuk meneguhkan kepemimpinan dakwah
dan untuk meraih kepemimpinan politik. Inilah tantangan sekaligus rintangan
terberat kaum muslimin pada hari ini.
3. Pertarungan (ash-shiraa u)
Ketika suatu bangsa memasuki masa transisi politik,
Al-Banna mengingatkan akan muncul dan maraknya berbagai kekuatan ideologis yang
lengkap dengan tawaran sistem dan para penyerunya. Akan terjadi kompetisi
terbuka untuk menanamkan pengaruh, meraih dukungan dan memperebutkan kekuasaan.
Ada dua karakter dasar ideologi-ideologi kuffar. Pertama, secara hakiki ia berlawanan
dengan ideologi Islam. Dan kedua, untuk menjamin eksistensinya di muka bumi,
ideologi-ideologi kuffar itu akan berupaya menghancurkan ideologi Islam.
Pertarungan terberat adalah pada upaya untuk membebaskan diri dari mentalitas,
sikap, perilaku dan budaya yang sudah terkooptasi oleh ideologi
materialisme-sekuler. Pertarungan ini tidak bisa dimenangkan dengan kekuatan
senjata, tetapi dengan bangunan keimanan baru yang memantulkan izzah (harga
diri) umat di hadapan peradaban-peradaban kuffar.
4. Iman (Al-Iman)
Pertarungan ideologi di fase transisi menuju kebangkitan
adalah masa-masa ujian berat bagi umat. Pertarungan akan memunculkan dua
golongan manusia. Pertama, mereka yang tidak istiqamah dengan cita-cita Islam
dan menggadaikan perjuangannya demi keuntungan-keuntungan material. Perjuangan
bagi mereka adalah bagaimana mengumpulkan sebanyak-banyaknya perhiasan dunia
sesuatu yang tidak mereka miliki sebelumnya. Golongan kedua, adalah mereka yang
istiqamah dan iltizam dengan garis dan cita-cita perjuangan. Besarnya kekuatan
musuh justru menambah keimanan mereka dan semakin mendekatkan diri mereka
kepada Allah. Inilah golongan yang sedikit, tapi dijanjikan kemenangan oleh
Allah. Proses kebangkitan umat tidak akan berjalan tanpa keberadaan mereka;
orang-orang yang akan menorehkan garis sejarah panjang perjuangan yang diliputi
berbagai keistimewaan dan keajaiban.
5. Pertolongan Allah (Al-Intishar)
Inilah hakikat kemenangan bagi umat, yaitu ketika Allah
swt. telah menurunkan pertolongannya untuk mencapai kemenangan sejati.
Kemenangan tidak semata diukur oleh terkalahkannya musuh. Tetapi, kemenangan
adalah ketika tangan-tangan Allah ikut bersama kita menghancurkan seluruh
kekuatan musuh. Inilah awal tumbuhnya kehidupan baru di mana Allah akan
menerangi dengan cahayaNya dan Allah akan menaungi kehidupan umat dengan
Keperkasaan dan Kasih-sayangNya. Di sinilah pembalikan keadaan (tabdil)
dalam kehidupan akan terjadi. Kemakmuran, keamanan, kedamaian dan keadilan akan
menjadi nikmat yang bisa dimiliki setiap makhluk yang mendiami negeri itu.
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya
Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan
datang serta menyempurnakan nikmatNya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan
yang lurus dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang besar."
(QS. Al-Fath: 1-3)
Creative by: HUMAS
KAMMI KOMSAT Banjarbaru
0 komentar:
Posting Komentar