Assalamu'alaikum.. bagimana kabarnya ? moga tetp baik kan, n semoga selau istiqomah selalu di jalan Allah, pada kali ini kami ingin mempostingkan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi kalian looh :D baik, tidak panjang lebar silahkan disimak...
1. Salimul Aqidah (aqidahnya bersih)
Akidah
adalah asas dari amal. Amal-amal yang baik dan diridhai Allah lahir
dari aqidah yang bersih. Dari sini akan lahir pribadi-pribadi yang
memiliki jiwa merdeka, keberanian yang tinggi, dan ketenangan. Sebab,
tak ada ikatan dunia yang mampu membelenggunya, kecuali ikatan kepada
Allah swt. Seorang kader dakwah yang baik akan selalu menjaga kemurnian
aqidahnya dengan memperhatikan amalan-amalan yang bisa mencederai
keimanan dan mendatangkan kemusyrikan. Sebaliknya, selalu berusaha
melakukan amalan-amalan yang senantiasa meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah swt.
Aplikasi:
Senantiasa bertaqorrub (menjalin hubungan) dengan Allah, ikhlas dalam
setiap amal, mengingat hari akhir dan bersiap diri menghadapinya,
melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, dzikrullah di setiap waktu dan
keadaan, menjauhi praktik yang membawa pada kemusyrikan.
2. Shahihul Ibadah (ibadahnya benar)
Ibadah,
wajib dan sunnah, merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan
Allah swt. Kedekatan seorang hamba ditentukan oleh intensitas ibadahnya.
Ibadah menjadi salah satu pintu masuk kemenangan dakwah. Sebab, ibadah
yang dilakukan dengan ihsan akan mendatangkan kecintaan Allah swt. Dan
kecintaan Allah akan mendatangkan pertolongan.
Aplikasi:
Menjaga kesucian jiwa, berada dalam keadaan berwudhu di setiap keadaan,
khusyu dalam shalat, menjaga waktu-waktu shalat, biasakan shalat
berjamaah di masjid, laksanakan shalat sunnah, tilawah al-Qur’an dengan
bacaan yang baik, puasa Ramadhan, laksanakan haji jika ada kesempatan.
3. Matinul Khuluq (akhlaqnya tegar)
Seorang
kader dakwah harus ber-iltizam dengan akhlaq islam. Sekaligus
memberikan gambaran yang benar dan menjadi qudwah (teladan) dalam
berperilaku. Kesalahan khuliqiyah pada seorang kader dakwah akan
berdampak terhadap keberhasilan dakwah.
Aplikasi:
Tidak takabur, tidak dusta, tidak mencibir dengan isyarat apapun, tidak
menghina dan meremehkan orang lain, memenuhi janji menghindari hal yang
sia-sia, pemberani, memuliakan tetangga. Bersungguh-sungguh dalam
bekerja, menjenguk orang sakit, sedkit bercanda, tawadhu tanpa
merendahkan diri.
4. Qadirul’alal Kasb (kemampuan berpenghasilan)
Kita
mengenal prinsip dakwah yang berbunyi ”shunduquna juyubuna (sumber
keuangan kita dari kantong kita sendiri)”. Yang berarti setiap kader
harus menyadari bahwa dakwah membutuhkan pengorbanan harta. Oleh karena
itu setiap kader dakwah harus senantiasa bekerja dan berpenghasilan
dengan cara yang halal. Tidak menjadikan dakwah sebagai sumber
kehidupan.
Aplikasi:
Menjauhi sumber penghasilan haram, menjauhi riba, membayar riba,
membayar zakat, menabung meski sedikit, tidak menunda hak dalam
melaksanakan hak orang lain, bekerja dan berpenghasilan, tidak berambisi
menjadi pegawai negeri. Mengutamakan produk umat Islam, tidak
membelanjakan harta kepada non-muslim.
5. Mutsaqaful Fiqr (pikirannya intelek)
Intelektualitas
seorang kader dakwah menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan
dakwah. Sejarah para nabi juga memperlihatkan hal itu. Kita melihat
bagaimana ketinggian intelektualitas Nabi Ibrahim, dengan bimbingan
wahyu, mampu mematahkan argumentasi Namrud. Begitu pula kecerdasan Rasul
dalam mengemban amanah dakwahnya, sehingga ia digelari fathonah (orang
yang cerdas).
Aplikasi:
Baik dalam membaca dan menulis. Upayakan mampu berbahasa Arab,
menguasai hal-hal tertentu dalam masalah fiqih seperti shalat, thaharah
dan puasa, memahami syumuliatul Islam, memahami ghazwul fikri,
mengetahui problematika kaum nasional dan internasional, menghafal
al-Qur’an dan hadits, memiliki perpustakaan pribadi sekecil apapun.
6. Qawiyul Jism (fisiknya kuat)
Beban
dakwah yang diemban para kader dakwah sangat berat. Kekuatan ruhiyah
dan fikriyah saja tidak cukup untuk mengemban amanah itu. Harus ditopang
oleh kekuatan fisik yang prima. Sejumlah keterangan al-Qur’an dan
Hadits menjelaskan betapa pentingnya aspek ini.
Aplikasi:
Bersih pakaian, badan dan tempat tinggal, menjaga adab makan dan minum
sesuai dengan sunnah, berolahraga, bangun sebelum fajar, tidak merokok,
selektif dalam memilih produk makanan, hindari makanan/minuman yang
menimbulkan ketagihan, puasa sunnah, memeriksakan kesehatan.
7. Mujahidu Linafsihi (bersungguh-sungguh)
Bersungguh-sungguh
adalah salah satu ciri orang mukmin. Tak ada keberhasilan yang
diperoleh tanpa kesungguhan. Kesadaran bahwa kehidupan manusia di dunia
ini sangat singkat, dan kehidupan abadi adalah kehidupan akhirat, akan
melahirkan kesungguhan dalam menjalani kehidupan.
Aplikasi:
Menjauhi segala yang haram, menjauhi tempet-tempat maksiat, memerangi
dorongan nafsu, selalu menyertakan niat jihad, hindari mengkonsumsi yang
mubah, menyumbangkan harta untuk amal islami, menyesuaikan perkataan
dengan perbuatan, memenuhi janji, sabar, berani menegakkan amar ma’ruf
nahi munkar.
8. Munazham fi syu’unihi (teratur dalam semua urusannya)
Seorang
kader dakwah harus mampu membangun keteraturan dalam kehidupan pribadi
dan keluarganya agar bisa menghadapi persoalan umat yang rumit dan
kompleks.
Apalikasi:
Memperbaiki penampilan, jadikan shalat sebagai penata waktu, teratur di
dalam rumah dan tempat kerjanya, disiplin dalam bekerja, memprogram
semua urusan, berpikir secara ilmiah untuk memecahkan persoalan, tepat
waktu dan teratur.
9. Haritsun ’ala waqtihi (efisien menjaga waktu)
Untuk
menggambarkan betapa pentingnya waktu, ada pepatah mengatakan ”waktu
ibarat pedang”. Bila tak mampu dimanfaatkan maka pedang waktu akan
menebas leher kita sendiri. Seorang kader harus mampu seefektif mungkin
memanfaatkan waktu yang terus bergerak. Tak boleh ada yang terbuang
percuma.
Aplikasi:
Bangun pagi, menghabiskan waktu untuk belajar, mempersingkat semua
urusan (tidak bertele-tele). Mengisi waktu dengan hal-hal yang
bermanfaat, tidak tidur setelah fajar.
10. Nafi’un Lighairihi (berguna bagi orang lain)
Rasul
menggambarkan kehidupan seorang mukmin itu seperti lebah yang akan
memberi manfaat pada lingkungan sekitarnya. Kader dakwah memberi manfaat
karena setiap ucapan dan gerakannya akan menjadi teladan bagi
sekitarnya.
Aplikasi:
Melaksanakan hak orang tua, ikut berpartisipasi dalam kegembiraan,
membantu yang membutuhkan, menikah dengan pasangan yang sesuai, komitmen
dengan adab Islam di dalam rumah, melaksanakan hak-hak pasangannya
(suami-istri), melaksanakan hak-hak anak, memberi hadiah pada tetangga,
mendo’akan yang bersin.
by : Ahmad Faizal Fajar S
by : Ahmad Faizal Fajar S
0 komentar:
Posting Komentar